Cerita hantu mungkin seru kali yah untuk AB bahas kali ini, karena mana setiap orang ini memilkik kepribadian tersendiri ada yang penakut dan juga ada yang pemberani, lalu siapa yang penakut acungkan jempolnya hayo, nah disini saya akan mencoba berikan kepada sobat semua cerita hantu seram yang dapat dilihat di blog AB pastinya.
Untuk yang penakut mungkin jangan di baca yah karena cerita hantu ini sangat menyeramkan. Tujuan nya saya berikan kumpulan cerita hantu ini yah untuk seru-seruan saja dan tentunya kali ajah sobat sedang mencarinya buat beberapa alasan dan ditunjukan ke halaman ini.
Pasti sobat sekalian sudah tidak sabar yah untuk melihat cerita horor kali ini? Oke deh dari pada banya bicara langsung saja yuk sobat kita simak cerita hantu kisah nyata dapat sobat sekalian baca ataupun simak secara langsung dibawah ini
-=[ Hantu Tanpa Kepala ]=-
Perkenalkan, nama ku Thiyan. Saya adalah seorang pelajar di SMA swasta di kota Bandung. Aku akan menceritakan sebuah kisah yang tidak akan pernah bisa aku lupakan dan juga menjadi pembelajaran kepadaku untuk meyakini bahwa ada makhluk selain manusia di dunia ini.
Kejadian ini bermula ketika aku dan teman teman satu bandku pergi ke sebuah studio musik di riung bandung untuk latihan rutin, aku dan temanku bernama subarkah pergi dengan berboncengan. saat itu kami harus melewati sebauh terowongan jembatan Guruminda. Tetapi aku merasa biasa biasa saja ketika melewatinya, hemm mungkin karena masih jam 8 malam dan masih banyak juga kendaraan yang lalulalang.
Singkat cerita kami selesai latihan band di studio tersebut. Ketika kulihat jam, ternyata ini sudah pukul 11 malam. Kami pulang dengan santai dan tak terfikirkan sedikitpun hal hal yang aneh. Kupacu motorku dengan kecepatan sedang, ketika 200 meter mendekati terowongan guruminda hawa tiba tiba berubah menjadi hangat yang asalnya dingin sekali. Bulukudukku sontak berdiri semua, aku mulai memasuki terowongan itu.
Terowongan ini sangat gelap, tidak ada penerangan lampu sedikitpun, jalanan hanya diterangi lampu motorku yang redup ini, dan tidak ada satupun kendaraan yang lewat.
Semakin memasuki terowongan semakin panas udaranya, kapalaku seperti ada yang memaksa untuk menengok ke arah kiri, dan astaga terlihat sesosok makluk tanpa kepala yang berdiri tegak di pinggir terowongan, saking kagetnya aku menarik gas terlalu cepat dan akhirnya aku terjatuh.
Awww... sambil kurasakan sakit aku menengok ke arah sosok tadi berdiri dan dia ternyata masih ada, dia menghampiri kami dengan jalannya yang gontai. Aku tidak bisa bergerak, dan tiba tiba aku disadarkan oleh subarkah yang menepuk pundakku dan menanyakan apakah aku baik baik saja, aku hanya menganggukan kepala. Kulihat ke arah tadi sosok itu berdiri, dan ternyata dia sudah menghilang.
Temanku menawarkan diri agar ia saja yang menyetir, lalu aku menanyakan kepadanya ‘ehh lu liat orang tanpa kepala yang berdiri di situ waktu sebelum kita jatuh ga?” “engga, ah lu mah ngehayal aja, mungkin lu terlalu cape kali..!!!” jawabnya sambil tersenyum. Jadi yang melihat sosok itu hanya aku saja....
Di sepanjang perjalanan pulang aku masih memikirkan sosok tadi. Sesampainya di rumah aku berwudhu dan sholat, agar menengakan fikiranku.
Setelah sholat aku akhirnya tertidur. Tiba tiba aku melihat sosok manusia tanpa kepala yang berlumuran darah dari lehernya sedang berdiri di pojok ruangan kamar, dia menulis dengan darahnya ke dinding “tolong temukan kepala saya” ahhhh.... aku terbangun dan ternyata itu hanya mimpi.
Tubuhku di penuhi keringat dingin. karena aku takut bermimpi sosok tadi, jadi aku tidak mau dan takut untuk tidur lagi.
Pagi hari pun tiba, ku baca koran harian dan betapa kagetnya ternyata kemarin sekitar pukul 4 sore ada seseorang yang ter tabrak kereta hingga kepalanya putus di jalan guruminda. “Jadi hantu yang kemarin aku lihat apakah arwah dari orang ini??? “
Setelah selama seminggu aku selalu di datangi makhluk itu, entah itu di kamar, di mimpi dan di tempat lain ketika aku sedang sendirian. Karena tidak tahan lagi aku menceritakannya kepada ayahku yang juga seorang ustad, lalu ayah mendatangi ke terowongan guruminda tanpa aku. Dan setelah itu, aku tidak diganggu lagi oleh hantu tersebut.
----------------------------------------------------------------------------------------
-=[ Kisah Sopir Angkot Disesatkan 3 Hantu Cantik ]=-
Percaya tidak percaya, seorang sopir mikrolet jurusan
Pedurungan, Semarang Barat-Mangkang, Semarang Timur
mengalami kisah mistis. Kala itu Mukharom (41) membawa
penumpang, tiga perempuan. Konon kabarnya wanita itu
adalah penghuni Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota,
Kota Semarang.
Seperti biasanya, Mukharom mencari penumpang dengan
membawa mobilnya menyusuri trayek. Namun, ketika
menjelang Magrib, Mukharom diberhentikan oleh tiga
wanita yang mengenakan payung. Peristiwa itu dialaminya
pada Jumat (29/6).
Saat memberhentikan mikrolet, tiga wanita ini tepat berdiri di
depan toko penjahit Eka Karya yang berada di Kompleks
Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota di Jalan Kiyai
Saleh, Kota Semarang. Dengan melempar senyum,
ketiganya yang memakai rok longdress dan berambut
panjang melambai tanda menghentikan mikrolet.
"Saat itu saya langsung berhenti. Tiga wanita menggunakan
tiga payung berwarna hitam, hijau dan merah, rambutnya
ketiganya panjang. Selama perjalanan ketiga wanita itu tidak
mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali saat akan naik dan
turun," ungkap Mukharom kepada merdeka.com Sabtu
(30/6).
Hal yang aneh yang tidak Mukharom sadari, selama
perjalanan selain tidak mendapat penumpang lain, ketiga
wanita itu meminta naik dan turun sebanyak tiga kali. Kala itu
dia hanya menurut saja saat ketiganya turun dari
mikroletnya dan naik kembali sambil menenteng payungnya
masing-masing.
Pertama ketiganya turun di Pasar Bulu di Jalan MGR
Soegiyopranoto, Semarang. Kemudian turun lagi di depan
Kantor Bank Muamalat di Jalan Pusponjolo, lalu naik lagi.
Terakhir turun di Pasar Karangayu.
"Saya tidak menaruh curiga sedikit pun apa sih tujuan
mereka naik turun selama tiga kali. Seperti terhipnotis oleh
kecantikan mereka," katanya.
Kemudian, saat sampai di Jalan Pusponjolo Semarang Barat
itu, salah seorang dari mereka menyuruh Mukharom
mengantar sampai ke rumahnya. Mereka juga berjanji akan
menambah ongkos sebesar Rp 3.000 sebagai tambahan
uang bensin.
"Mereka bilang, mas anter saya sampai rumah yah, nanti
saya tambahin tiga ribu. Saya akhirnya menuruti permintaan
ketiga wanita itu. Selama perjalanan saya tidak sedikitpun
mengajak atau diajak bicara mereka. Setiap kali melihat kaca
spion saya untuk melihat mereka. Ketiganya hanya
tersenyum tanpa mengeluarkan kata sedikit pun," tuturnya.
Di tengah jalan salah seorang dari wanita itu minta turun,
tepatnya disatu wilayah perkampungan namanya Kampung
Rorojonggrang, Semarang Barat. Dirinya merasa sangat
kaget karena di depannya tiba-tiba ada sebuah rumah
mewah layaknya istana megah.
"Ketiganya turun memberi uang tambahan kepada saya.
Wanita pertama dan kedua memberikan uang melalui
lubang kaca pintu kiri. Kemudian wanita yang terakhir
memberikan uang lewat lubang kaca pintu sebelah kanan
dalam posisi dirinya menyetir," katanya.
Bulu kuduk Mukharom merinding ketika tercium bau
menyengat. Saking wanginya, dia sampai menengok ke
belakang. Namun, alangkah kagetnya ketika menengok
kembali ke depan kompleks rumah megah itu berubah jadi
kuburan. "Hanya terlihat batu nisan dan pathok," ungkapnya.
Posisi mobil Mukharom berada di pinggir jurang, dan kedua
ban depan mobilnya terganjal oleh sebuah pondasi talud
jurang itu. Menyadari posisi mobilnya akan tercebur ke
jurang, Mukharom berupaya untuk menghidupkan
mobilnya yang sempat macet usai ketiga wanita itu
menghilang.
"Saat saya starter berkali-kali tidak mau hidup. Saya
langsung sadar baca bismilah tiga kali akhirnya langsung
hidup. Alhamdulillah akhirnya dengan berupaya keras mobil
saya hidup dan saya tinggalkan kompleks makam yang
dikenal warga sekitar angker dan menyeramkan," kata
Mukharom.
Setelah berjalan sekitar tiga kilometer, Mukharom kemudian
istirahat sebentar untuk minum dan makan di warung nasi
kucing yang tak jauh dari makam. Mukharom lalu berkeluh
kesah dengan penjual tentang kejadian itu.
"Memang di kuburan itu sering mas, tidak sopir mikrolet,
tidak tukang ojek sering dijebak dan disesatkan di kompleks
kuburan yang dikenal angker dan menyeramkan itu. Untung
saja sampeyan bisa selamat. Biasanya orang-orang yang
disesatkan menghilang beberapa hari kemudian kembali
dalam keadaan gila. Bahkan ada yang hanya tinggal nama.
Salah satu dari tiga kuntilanak itu juga sempat membeli nasi
kucing juga sebelum kejadian yang sampeyan alami mas,"
kata Mukharom menirukan ucapan penjual nasi kucing.
Paska kejadian misterius itu, pendapatan Mukharom
meningkat. Pendapatanya tidak seperti hari-hari biasanya
yang hanya cukup untuk makan dan minum serta membeli
uang belanja ke anak istrinya. Sampai saat ini, Mukharom
antara percaya dan tidak percaya dengan kejadian yang
dialaminya.
----------------------------------------------------------------------------------------
-=[ Penunggu Jalan Tembus Station ]=-
Waktu itu memang terlalu larut untuk mahasiswa pulang
kembali ke Kosan. Namun demi membawa nama Jurusan
agar menjadi juara di ajang Pertemuan Tahunan (kini lebih
dikenal dengan nama Petang Kreatif), Saya dan teman-teman
saya rela pulang terlalu malam untuk berlatih teater.
Di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya memang unik. Mereka
mempunyai cara sendiri untuk menonjolkan kebolehan tiap jurusan dalam
mendidik juniornya. Bukan dengan cara kasar, apalagi
kekerasan Fisik. Disini para senior melatih mahasiswa baru
untuk bermain dan bekerja sama mementaskan sebuah
penampilan teater. Nantinya pada ujung semester pertama
untuk Mahasiswa Baru mereka akan diadu kebolehannya
dalam bermain teater di ajang Pertemuan Tahunan.
Pemenangnya tentunya mendapatkan kebanggan tersendiri
dan rasa haru yang luar biasa.
Zaman saya masih mahasiswa mungkin tidak seperti
sekarang yang sangat mudah mendapatkan fasilitas
kendaraan dari orang tuanya seperti motor maupun mobil.
Fasilitas Bis Kuning kampus juga hanya terbatas hingga jam
8. Terpaksa jika kita pulang lebih dari jam tersebut, Biasanya
kita pulang bersama-sama teman yang satu arah.
Hampir setiap hari saya dan ketiga teman saya pulang dari
FIB tempat kami berlatih teater menuju gang Kober demi
mempersiapkan pementasan kami. Untuk menuju gang
Kober, kami biasa melewati hutan yang menjadi jalan pintas
menuju Stasiun UI dari FISIP UI (sekarang hutan di sebelah
utara telah berubah menjadi kandang rusa). Kami biasa
pulang sekitar jam 12 hingga jam 3 subuh tergantung dari
seberapa besar kemampuan kita pada saat itu. Namun
selama 3 bulan kami berlatih untuk persiapan pementasan,
ada 1 hari yang masih teringat jelas di kepalaku.
Malam itu saya tidak mengira sesuatu yang buruk akan
terjadi. Berkali-kali kami melewati jalan tembus Stasiun UI
memang terasa mengerikan, namun hal tersebut menjadi
biasa karena hampir setiap hari kita lewati. Jam tanganku
menunjukan pukul 01.51 tengah malam. Latihan teater baru
saja selesai dan kami ber-empat bergegas pulang melewati
jalan tembus.
Saya, Fino, Adit dan Taufik berjalan seperti biasa menuju
jalan tembus, biasanya kami selalu mengobrol ataupun
bercanda di tengah perjalanan, tujuannya tidak lain
memecah keheningan agar di perjalanan tidak begitu
membosankan. Namun kali ini kami ber-empat hanya diam
saja sepanjang perjalanan. Mungkin kami semua lelah karena
latian teater tinggal beberapa pertemuan lagi dan kami
sebagai maba harus tampil ekstra keras untuk mendapatkan
juara itu.
Adit memimpin di depan, dia memang memiliki langkah
yang lebih panjang dibandingkan dengan kami semua.
sesaat kita memasuki jalan pintas tersebut, udara yang lebih
dingin selalu terasa seperti biasa, begitupula dengan
bulukuduk berdiri juga sudah biasa, toh selama ini kami tidak
pernah menemukan apa-apa, apalagi kami ber-empat.
Namun persis di tengah-tengah jalan tembus tersebut Adit
menghentikan langkah kakinya, mendangakan kepalanya
keatas, bengong sambil menyiapkan diri untuk kabur.
“Se… Se… SETAAANN…..!!!!”
Adit berteriak dan berlari ke belakang melewatiku, saya dan
teman-teman lainnya pun mengikuti sambil berteriak tidak
karuan ke arah FISIP. Fikiranku sudah tidak jelas, rasanya
hampir saja aku ngompol karena ketakutan. Kami berlari
ketakutan tanpa tujuan, untungnya di dekat FISIP kami
bertemu rombongan kakak kelas kami yang selesai rapat
membahas latihan teater kami.
Muka saya pucat, begitupula dengan yang lainnya. Jantung
masih berdebar, nafas ngos-ngosan, kaki dan tangan pun
gemetar. Padahal pada saat Adit berhenti mendadak, aku
langsung menunduk kebawah karena takut melihat ada
sesuatu di depan sana. Yang dilihat Adit, Fino dan Taufik ialah
sosok seperti Genderuwo berwarna putih sebesar pohon
sambil goyang-goyang, konyolnya Adit justru malah
menatap wajah dari Genderuwo tersebut.
Semenjak kejadian itu, aku tidak pernah berani melewati
jalan tembus tersebut di malam hari meski bersama-sama
teman.
Gimana Kumpulan Cerita Hantu Paling Seram yang telah saya berikan diatas? seam bukan? dan kalau misalkan kurang seram silahkan sobat bacanya di kuburan yah biyar lebih mantap hahaha.
No comments:
Post a Comment